Selasa, 14 Januari 2014

IMPLEMENTASI LESSON STUDY DI MADRASAH

IMPLEMENTASI LESSON STUDY DI MADRASAH MELALUI DIKLAT DI TEMPAT
KERJA (DDTK) LESSON STUDY BAGI GURU MADRASAH
Oleh: Ninik Supriyati, S.Si., M.Pd.

ABSTRAK
Lesson study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran
secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegialitas dan mutual
learning untuk membangun learning community. Jadi lesson study merupakan suatu strategi
bagaimana meningkatkan keprofesionalan guru dari guru oleh guru dan untuk guru. Oleh karena
itu, peserta perlu memahami pengertian lesson study dan langkah-langkah pelaksanaannya serta
mempraktekkannya. Ada tiga tahap lesson study yaitu plan, do, dan see, dimana masing-masing
tahap sangat penting untuk dikuasai oleh peserta diklat, agar nantinya bisa diimplementasikan di
madrasahnya. untuk menjembatani persoalan ini, Balai Diklat Keagamaan Surabaya melakukan
upaya penyebaran lesson study melalui DDTK Lesson Study bagi guru madrasah di
Kabupaten/Kota di Jawa Timur.
Kata Kunci: Implementasi, Lesson Study, DDTK, guru, madrasah
Pendahuluan
Pelatihan Lesson Study telah diterapkan diberbagai negara. Alasan penting penerapan
Lesson Study antara lain karena Lesson Study berhasil meningkatkan kualitas pembelajaran,
dalam berbagai penelitian rata-rata hasilnya bahwa penerapan Lesson Study di sekolah
berkorelasi positif dengan meningkatnya prestasi siswa dan keaktifan siswa dalam belajar di
kelas. Lesson study bukanlah model pembelajaran, bukan strategi pembelajaran, tetapi semua
bisa diterapkan dalam satu kegiatan lesson study. Lesson Study dalam bahasa Jepangnya
yugyokenkyu berarti studi pembelajaran. Namun istilah Lesson Study ini walaupun sudah banyak
diterapkan di sekolah atau madrasah di Indonesia, istilah Lesson Study ini tidak dirubah dalam
istilah Indonesia, tentu saja tidak berarti bahwa kecintaannya terhadap bangsa atau Bahasa
Indonesia menjadi luntur. Ketika kita mendengar istilah Lesson Study yang terbayang dalam
benak kita adalah Lesson Study yang memiliki tahapan plan (perencanaan), do (buka kelas), dan
(buka kelas), dan see (refleksi). Sama halnya kalau kita mendengar istilah rujak, sate, dan ondeonde
maka yang terbayang dalam benak kita adalah makanan tersebut tanpa harus
mendefinisikan lagi, itulah kenapa istilah rujak, sate, onde-onde dan beberapa kata yang lainnya
dalam bahasa inggris tidak dirubah. Rujak dalam bahasa inggris tetap rujak, demikian juga
Lesson Study kita sebut dalam kegiatan kolaborasi kita dalam pembelajaran dengan istilah yang
tetap yaitu Lesson Study.
Lesson study selama dipandang sebagai kegiatan positif untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran. akan tetapi jika tidak dikenalkan kepada para praktisi pendidikan khususnya guru,
maka lesson study hanya sekedar impian yang kosong dari realita. Balai Diklat Keagamaan
Surabaya sebagai lembaga diklat membuat program diklat Di Tempat Kerja (DDTK) Lesson
Study dengan tujuan agar para guru mengetahui apa itu lesson study dan bagaimana cara
mengimplementasikannya.
Urgensi Lesson Study
Lesson study memiliki urgensitas yang sangat tinggi karena Lesson study dipilih dan
dimplementasikan karena beberapa alasan. Pertama, lesson study merupakan suatu cara efektif
yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas belajar siswa.
Hal ini karena (1) pengembangan lesson study dilakukan dan didasarkan pada hasil “sharing”
pengetahuan profesional yang berlandaskan pada praktik dan hasil pengajaran yang dilaksanakan
para guru, (2) penekanan mendasar pada pelaksanaan suatu lesson study adalah agar para siswa
memiliki kualitas belajar, (3) kompetensi yang diharapkan dimiliki siswa, dijadikan fokus dan
titik perhatian utama dalam pembelajaran di kelas, (4) berdasarkan pengalaman real di kelas,
lesson study mampu menjadi landasan bagi pengembangan pembelajaran, dan (5) lesson study
akan menempatkan peran para guru sebagai peneliti pembelajaran (Lewis, 2002).
Kedua, lesson study yang didisain dengan baik akan menjadikan guru yang profesional
dan inovatif. Dengan melaksanakan lesson study para guru dapat (1) menentukan kompetensi
yang perlu dimiliki siswa, merencanakan dan melaksanakan pembelajaran (lesson) yang efektif;
(2) mengkaji dan meningkatkan pelajaran yang bermanfaat bagi siswa; (3) memperdalam
pengetahuan tentang mata pelajaran yang disajikan para guru; (4) menentukan standar
kompetensi yang akan dicapai para siswa; (5) merencanakan pelajaran secara kolaboratif; (6)
mengkaji secara teliti belajar dan perilaku siswa; (7) mengembangkan pengetahuan pembelajaran
yang dapat diandalkan; dan (8) melakukan refleksi terhadap pengajaran yang dilaksanakannya
berdasarkan pandangan siswa dan koleganya (Lewis, 2002)
Wang-Iverson dan Yoshida (2005) mengatakan bahwa lesson study memiliki beberapa
manfaat sebagai berikut. (1) Mengurangi keterasingan guru (dari komunitasnya). (2) Membantu
guru untuk mengobservasi dan mengkritisi pembelajarannya. (3) Memperdalam pemahaman
guru tentang materi pelajaran, cakupan dan urutan materi dalam kurikulum. (4) Membantu guru
memfokuskan bantuannya pada seluruh aktivitas belajar siswa. (5) Menciptakan terjadinya
pertukaran pengetahuan tentang pemahaman berpikir dan belajar siswa. (6) Meningkatkan
kolaborasi pada sesama guru.
Lesson Study untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Lesson Study merupakan kerja kolektif sekelompok guru (atau anggota MGMP), bisa
dengan mahasiswa dan dosen. Pembuatan rencana pembelajaran (planning) dapat dikerjakan
secara bersama-sama, diimplementasikan dengan menunjuk salah satu anggota sebagai guru
model, guru lain dan pakar bertindak sebagai observer, kemudian dari hasil observasi tersebut
dianalisis (melalui tahapan reflecting) secara bersama-sama.
Lesson study mempunyai pengertian belajar pada suatu pembelajaran. Seseorang (guru
atau calon guru) bisa belajar tentang bagaimana melakukan pembelajaran pada mata pelajaran
tertentu melalui tampilan pembelajaran yang ada (live/real atau rekaman video). Guru bisa
mengadopsi metode, teknik, ataupun strategi pembelajaran, penggunaan media, dan sebagainya
yang diangkat oleh guru penampil untuk ditiru atau dikembangkan di kelasnya masing-masing.
Guru lain/pengamat perlu melakukan analisis untuk menemukan positif-negatifnya kelas
pembelajaran tersebut dari menit ke menit. Hasil analisis ini sangat diperlukan sebagai bahan
masukan bagi guru penampil untuk perbaikan atau lewat profil pembelajaran tersebut,
guru/pengamat bisa belajar atas inovasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru lain.
Lesson study dapat dipandang sebagai model pembinaan guru dalam meningkatkan
profesionalitasnya. Mengapa demikian? Pada tahap penyusunan perencanaan (planning),
sekelompok guru dan seorang pakar berdiskusi tentang; a) Kondisi dan lingkungan siswa serta
fasilitas yang tersedia, b) Rumusan kompetensi apa yang harus dimiliki siswa serta merumuskan
indikator-indikator pencapaiannya, c) Penentuan materi pelajaran yang berkenaan, antara lain
tentang pokok-pokok materi dan uraian masing-masing pokok materi, urutan sajian materi
pelajaran, sajian materi yang disesuaikan dengan lingkungan siswa atau materi lokal atau yang
berkaitan dengan life skill atau yang berkaitan dengan keimanan/agama, pemilihan/penyusunan
soal-soal latihan, soal-soal yang berkaitan dengan problem-solving dalam rangka penyusunan
Lembar Kerja Siswa (LKS) dan soal-soal untuk tes formatif. d) Pemilihan metode/strategi
pembelajaran inovatif yang menyenangkan dan memotivasi belajar siswa. e) Pemilihan
media/alat peraga pembelajaran dan pengadaannya. f) Petunjuk guru dalam praktek
pembelajarannya (teaching guide). g) Penentuan indikator-indikator proses pembelajaran yang
dikatakan berhasil. h) Model Rencana Pembelajaran (RP) atau Satuan Acara Pembelajaran
(SAP). Ada banyak model/format RP/SAP, mana yang perlu dipilih? Hal-hal apakah yang
penting dan merupakan prinsip-prinsip dalam penyusunan RP/SAP, sehingga seorang guru dapat
memahami dan menerapkannya dalam pembelajaran.
Materi-materi diskusi tersebut dapat diangkat sebagai materi pelatihan yang senantiasa
aktual, mengingat kompleksnya perkembangan pengetahuan dalam dunia yang senantiasa
berkembang. Sehingga dalam suatu kelompok guru yang merasa tertantang dengan suatu
permasalahan pembelajaran dapat mengundang pakar yang dipandang dapat memberi
pemecahan permasalahan tersebut.
Selanjutnya, pada tahap implementasi dapat langsung diamati oleh observer, yang
selanjutnya pada tahap refleksi dapat didiskusikan, apakah yang telah direncanakan tersebut
dapat dilaksanakan dengan baik, atau ada hal-hal dalam perencanaan tersebut yang perlu
diperbaiki, atau hal-hal lainnya tentang pembelajaran yang telah dilakukan, baik dari segi siswa
maupun guru. Keberhasilan lesson study dapat dilihat pada dua aspek pokok, yaitu aspek
perbaikan pada praktek pembelajaran oleh guru, dan aspek meningkatnya kolaborasi antar guru.
Aspek pertama, lesson study memberikan banyak hal yang menurut para peneliti
dianggap efektif dalam merubah praktek pembelajaran, seperti; (1) penggunaan materi
pembelajaran yang konkret untuk memfokuskan pada permasalahan yang lebih bermakna, (2)
mengambil konteks pembelajaran dan pengalaman guru secara eksplisit, dan (3) memberikan
dukungan pada kesejawatan guru. Dengan kata lain, lesson study memberikan banyak
kesempatan kepada para guru untuk membuat bermakna ide-ide pendidikan dalam praktik
mengajar mereka, untuk merubah perspektif mereka tentang pembelajaran, dan untuk belajar
melihat praktek mengajar mereka dari perspektif siswa. Dalam lesson study, kita melihat apa
yang terjadi dalam pembelajaran lebih objektif dan itu membantu kita memahami ide-ide penting
dalam memperbaiki proses pembelajaran.
Aspek kedua, lesson study juga mempromosikan dan mengelola kerja kolaboratif antar
guru dengan memberi dukungan dan intervensi sistematik. Selama lesson study, para guru
berkolaborasi untuk; (1) merumuskan kompetensi yang harus dimiliki siswa sebagai dasar untuk
pengembangan belajar siswa; (2) merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang berdasar
pada hasil penelitian dan observasi, agar siswa memiliki kompetensi yang telah dirumuskan; (3)
mengobservasi secara hati-hati tingkat belajar siswa, keterlibatan mereka, dan perilaku mereka
selama pembelajaran; dan (4) melaksanakan diskusi setelah pembelajaran bersama dalam
kelompok kolaboratif mereka untuk mendiskusikan dan merevisi rencana pembelajaran.
Lesson Study merupakan suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian
pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegialitas dan
mutual learning untuk membangun learning community. Lesson Study bukan suatu metode
pembelajaran atau suatu strategi pembelajaran, tetapi dalam kegiatan Lesson Study dapat
memilih dan menerapkan berbagai metode/strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi,
kondisi, dan permasalahan yang dihadapi pendidik. Lesson study dapat merupakan suatu
kegiatan pembelajaran dari sejumlah guru dan pakar pembelajaran yang mencakup 3 (tiga)
tahap kegiatan, yaitu perencanaan (planning), implementasi (action) pembelajaran dan
observasi serta refleksi (reflection) terhadap perencanaan dan implementasi pembelajaran
tersebut, dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.
Lesson Study
• 3 Langkah Dasar
2
PLAN
DO
SEE
Membuat rencana pembelajaran
(merancang pelajaran yang lebih baik)
Guru melakukan pengajaran;
Guru lain mengamatinya
Guru melakukan refleksi bersama
1. Tahap Plan
Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah yang ada di kelas yang akan digunakan
untuk kegiatan lesson study dan perencanaan alternatif pemecahannya. Identifikasi masalah
dalam rangka perencanaan pemecahan masalah tersebut berkaitan dengan pokok bahasan (materi
pelajaran) yang relevan dengan kelas dan jadwal pelajaran, karakteristik siswa dan suasana kelas,
metode/pendekatan pembelajaran, media, alat peraga, dan evaluasi proses dan hasil belajar.
Dari hasil identifikasi tersebut didiskusikan (dalam kelompok lesson study) tentang
pemilihan materi pembelajaran, pemilihan metode dan media yang sesuai dengan karakteristik
siswa, serta jenis evaluasi yang akan digunakan. Pada saat diskusi, akan muncul pendapat dan
sumbang saran dari para guru dan pakar dalam kelompok tersebut untuk menetapkan pilihan
yang akan diterapkan. Pada tahap ini, pakar dapat mengemukakan hal-hal penting/baru yang
perlu diketahui dan diterapkan oleh para guru, seperti pendekatan pembelajaran konstruktif,
pendekatan pembelajaran yang memandirikan belajar siswa,
pembelajaran kontekstual, pengembangan life skill, Realistic Mathematics Education,
pemutakhiran materi ajar, atau lainnya yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam
pemilihan tersebut.
Hal yang penting pula untuk didiskusikan adalah penyusunan lembar observasi, terutama
penentuan aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam suatu proses pembelajaran dan indikatorindikatornya,
terutama dilihat dari segi tingkah laku siswa. Aspek-aspek proses pembelajaran
dan indikator-indikator itu disusun berdasarkan perangkat pembelajaran yang dibuat serta
kompetensi dasar yang ditetapkan untuk dimiliki siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.
Dari hasil identifikasi masalah dan diskusi perencanaan pemecahannya, selanjutnya
disusun dan dikemas dalam suatu perangkat pembelajaran yang terdiri atas: (a) Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (b) Petunjuk Pelaksanaan Pembelajaran (Teaching Guide), (c)
Lembar Kerja Siswa (LKS), (d) Media atau alat peraga pembelajaran, (e) Instrumen penilaian
proses dan hasil pembelajaran, dan (f) Lembar observasi pembelajaran.
Penyusunan perangkat pembelajaran ini dapat dilakukan oleh seorang guru atau beberapa
orang guru atas dasar kesepakatan tentang aspek-aspek pembelajaran yang direncanakan sebagai
hasil dari diskusi. Hasil penyusunan perangkat pembelajaran tersebut perlu dikonsultasikan
dengan dosen atau guru yang dipandang pakar dalam kelompoknya untuk disempurnakan.
Perencanaan itu dapat juga diatur sebaliknya, yaitu seorang atau beberapa orang guru
yang ditunjuk dalam kelompok mengidentifikasi permasalahan dan membuat perencanaan
pemecahannya yang berupa perangkat-perangkat pembelajaran untuk suatu pokok bahasan
dalam suatu mata pelajaran yang telah ditetapkan dalam kelompok. Selanjutnya, hasil
identifikasi masalah dan perangkat pembelajaran tersebut didiskusikan untuk disempurnakan.
2. Tahap Do/Open Class
Pada tahap ini seorang guru yang telah ditunjuk (disepakati) oleh kelompoknya,
melakukan implementasi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun tersebut,
di kelas. Pakar dan guru lain melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang
telah dipersiapkan dan perangkat lain yang diperlukan. Para observer ini mencatat hal-hal positif
dan negatif dalam proses pembelajaran, terutama dilihat dari segi tingkah laku siswa. Selain itu
(jika memungkinkan), dilakukan rekaman video (audio visual) yang mengclose-up kejadiankejadian
khusus (pada guru atau siswa) selama pelaksanaan pembelajaran. Hasil rekaman ini
berguna nantinya sebagai bukti autentik kejadian-kejadian yang perlu didiskusikan dalam tahap
refleksi atau pada seminar hasil lesson study, di samping itu dapat digunakan sebagai bahan
diseminasi kepada khalayak yang lebih luas.
3. Tahap See
Selesai praktik pembelajaran, segera dilakukan refleksi. Pada tahap refleksi ini, guru yang
tampil dan para observer serta pakar mengadakan diskusi tentang pembelajaran yang baru saja
dilakukan. Diskusi ini dipimpin oleh Kepala Sekolah, Koordinator kelompok, atau guru yang
ditunjuk oleh kelompok. Pertama, guru yang melakukan implementasi rencana pembelajaran
diberi kesempatan untuk menyatakan kesan-kesannya selama melaksanakan pembelajaran, baik
terhadap dirinya maupun terhadap siswa yang dihadapi.
Selanjutnya, observer (guru lain dan pakar) menyampaikan hasil analisis data
observasinya, terutama yang menyangkut kegiatan siswa selama berlangsung pembelajaran yang
disertai dengan pemutaran video hasil rekaman pembelajaran. Selanjutnya, guru yang melakukan
implementasi tersebut akan memberikan tanggapan balik atas komentar para observer.
Hal yang penting pula dalam tahap refleksi ini adalah mempertimbangkan kembali
rencana pembelajaran yang telah disusun sebagai dasar untuk perbaikan rencana pembelajaran
berikutnya. Apakah rencana pembelajaran tersebut telah sesuai dan dapat meningkatkan
performance keaktifan belajar siswa. Jika belum ada kesesuaian, hal-hal apa saja yang belum
sesuai, metode pembelajarannya, materi dalam LKS, media atau alat peraga, atau lainnya.
Pertimbangan-pertimbangan ini digunakan untuk perbaikan rencana pembelajaran selanjutnya.
Memperhatikan perencanaaan, pelaksanaan dan observasi, serta refleksinya, langkahlangkah
dalam pelaksanaan lesson study ini ada kemiripan dengan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), maka setiap kelompok dapat melaksanakannya sebagai PTK, sehingga setiap kelompok
lesson study, selain mengadministrasi semua perangkat pembelajaran dan hasil refleksi harus
membuat laporan PTK seperti lazimnya penelitian. Bahkan akan sangat baik, jika dilengkapi
dengan artikel untuk dimuat dalam jurnal.
Lesson Study adalah suatu model peningkatan mutu pembelajaran melalui pengkajian
pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan
mutual learning untuk membangun learning community. Oleh karena itu lesson study dapat
dilaksanakan dalam satu sekolah, kelompok sekolah, kelompok guru mata pelajaran sejenis atau
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
Suatu sekolah (khususnya Sekolah Menengah) dapat melaksanakan school based lesson
study, jika banyaknya guru mata pelajaran sejenis atau serumpun minimal 3 (tiga) orang, untuk
mata pelajaran yang akan diterapkan lesson study. Mereka dapat secara rutin bersama dan
berkelanjutan dalam melaksanakan lesson study, baik dalam perencanaan (plan), implementasi
(do) dan observasi serta refleksi (see) pada suatu mata pelajaran. Dalam pelaksanaan lesson study
di suatu sekolah, agar tidak mengganggu kewajiban guru dalam tugas mengajarnya, perlu
penyusunan jadwal pelajaran yang menyediakan pertemuan rutin guru mata pelajaran
sejenis/serumpun.
Lesson study dapat pula dilaksanakan dengan cara: seorang guru menyusun seluruh
perangkat pembelajaran secara lengkap untuk suatu topik tertentu (yang bermasalah) untuk
didiskusikan dengan beberapa teman sejawat. Selanjutnya ia tampil sebagai guru model dan
teman sejawat melakukan observasi, lalu melakukan refleksi atas pembelajaran yang telah
dilakukan.
Hal-hal di atas dapat dilaksanakan dalam kelompok sekolah (jika suatu sekolah tidak
memenuhi persyaratan untuk melaksanakan lesson study), kelompok guru mata pelajaran sejenis,
atau dalam MGMP. Sekali lagi, lesson study dilaksanakan secara kolaboratif dan berkelanjutan,
oleh karena itu pelaksanaannya perlu diatur sedemikian hingga tidak mengganggu kewajiban
mengajar dan diusahakan keberlanjutannya.
Pola Pelaksanaan DDTK
Pelatihan dilaksanakan terdiri atas 40 % teori dan 60 % praktek dengan metode ceramah,
diskusi, pemberian tugas, dan praktek lesson study serta observasi ke kelas nyata di sekolah.
Teori lesson study dan pendekatan pembelajaran inovatif disampaikan dengan ceramah, diskusi,
dan pemberian tugas.
Penyusunan perangkat pembelajaran dan perencanaan lesson study sebagai tugas
kelompok yang harus diselesaikan dan dipresentasikan selama pelatihan. Praktek observasi
pembelajaran dilakukan pada kelas nyata yang sedang melaksanakan lesson study dan
melakukan refleksi atas hasil observasi pada pelaksanaan pembelajaran.
Kegiatan pelatihan ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut; 1) Kegiatan
pembukaan dan materi program DDTK; 2) Penyampaian materi sesuai program pelatihan akan
dilaksanakan dengan tatap muka di kelas; 3) Praktek lesson study dengan melakukan plan
dilanjutkan buka kelas yang diamati oleh para observer dan dilanjutkan refleksi; 4) pelaporan,
sebagai bukti fisik bahwa program telah terlaksana meliputi kegiatan lesson study yang
dilengkapi dengan dokumentasi (foto dan video kalau ada). dalam kegiatan tersebut strategi
proses pelatihan dilakukan dengan presentasi, tanya jawab, diskusi, penugasan dalam kerja
kelompok peserta, dan observasi ke sekolah yang direkomendasi untuk praktek lesson study.
Penutup
Kegiatan Lesson Study tidak akan terlaksana tanpa dukungan dari semua pelaksana pendidikan.
Lesson study merupakan kegiatan kolaborasi antar para guru, bukan sekedar konsep atau
kegiatan formalitas plan, do, see. Memahami lesson study sebagai upaya untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran, dan forum ini layak untuk para guru yang ingin meningkatkan
performanya. Nilai positif lesson study perlu disosialisasikan untuk diimplementasikan di
madrasah melalui DDTK lesson study bagi guru madrasah dan memberi motivasi para guru
maupun stake holder untuk menerapkannya. Mari bersungguh-sungguh melaksanakan lesson
study dan kita tunggu hasilnya 3 (tiga) tahun mendatang.
Daftar Pustaka
DGSE. (2002). Report on Validation and Socialization of the Guideline of Syllabi and
Evaluation System of Competent-Based Curriculum for Mathematics in Manado, North
Sulawesi. Jakarta: Depdiknas.
Fernandez, Clea and Yoshida, Makoto. (2004). Lesson Study : A Japanese Approach to
Improving Mathematics Teaching and Learning. New Jersey: Lawrence Erlbaum
Associates, Publishers.
Garfield, J. (2006). Exploring the Impact of Lesson Study on Developing Effective Statistics
Curriculum. (Online): diambil tanggal 19-6-2006 dari: www.stat.auckland.ac.nz/-
iase/publication/-11/Garfield.doc.
Lewis, Catherine C. (2002). Lesson study: A Handbook of Teacher-Led Instructional Change.
Philadelphia, PA: Research for Better Schools, Inc.
Robinson, Naomi. 2006. Lesson Study: An example of its adaptation to Israeli middle school
teachers. (Online): stwww.weizmann.ac.il/G-math/ICMI/ Robinson_proposal.doc
Richardson, J. 2006. Lesson study: Teacher Learn How to Improve Instruction. Nasional Staff
Development Council. (Online): www.nsdc.org. 03/05/06.
Saito, E., Imansyah, H. dan Ibrohim. 2005. Penerapan Studi Pembelajaran di Indonesia: Studi
Kasus dari IMSTEP. Jurnal Pendidikan “Mimbar Pendidikan”, No.3. Th. XXIV: 24-32.
Saito, E., (2006). Development of school based in-service teacher training under the Indonesian
Mathematics and Science Teacher Education Project. Improving Schools. Vol.9 (1): 47-
59
Tim Pengembang Sertifikasi Kependidikan. (2003). Pedoman Sertifikasi Kompetensi Tenaga
Kependidikan (draft). Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan
dan Ketenagaan Perguruan Tinggi Ditjen Dikti Depdiknas.
Walker, J.S. (2005). UWEC Math Dept. Journal of Lesson Studies. (Online)
Wang-Iverson, Patsy and Yoshida, Makoto (Editors). (2005). Building Our Understanding of
Lesson study. Philadelphia, PA: Research for Better Schools.
http://bdksurabaya.kemenag.go.id/file/dokumen/IMPLEMENTASILESSONSTUDYWEB.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar