Jumat, 10 Januari 2014

Imam Tentara sebagai Penyuluh Agama di Kalangan Militer

Imam Tentara sebagai Penyuluh Agama di Kalangan Militer
Oleh : M. Iqbal, S.Pd.I

Imam tentara adalah sebutan bagi perwira pada bidang pembinaan mental di
dalam struktur TNI Angkatan Darat yang berkecimpung dan bertugas dalam
bidang perawatan rohani/ketaqwaan kepada Allah dan juga perawatan
moral/akhlaq dan juga moril atau semangat bagi seluruh anggota TNI Angkatan
Darat beserta keluarganya dengan media ajaran agama Islam dan dengan
ideologi Pancasila dan UUD 1945 sebagai landasannyan dan upaya perawatan
rohani, moral dan moril ini merupakan salah satu ruang lingkup dari pembinaan
mental bagi prajurit TNI yang lazim disebut “Pinaka Baladika” yang artinya
menjadikan para prajurit untuk memiliki sifat perwira dan ksatria.
Didalam melaksanakan tugasnya adalah sangat berat dan memerlukan
keahlian kesungguhan serta keikhlasan berkorban, karena masalah moral dan
moril adalah masalah rohani dan bersifat abstrak, sulit diukur tentang kemajuan
atau kemundurannya atau prestasi yang telah dicapai dalam bidang tersebut.
Berbeda dengan mengukur dan menimbang sesuatu yang bersifat materi atau
barang yang dapat terlihat dengan jelas.
Masalah moral dan moril hanya dapat diukur dan dinilai pada gejala yang
nampak serta akibat ditimbulkannya, karena itu seorang iman tentara haruslah
konsekuen pada tugas yang dilaksanakannya sehingga ia akan dapat menjadi
seorang penyuluh agama dan juga seorang ulama dikalangan militer yang
dihormati dan disegani, sekaligus menjadi ikutan dan teladan bagi seluruh
anggota TNI Angkatan Darat dab beserta keluarganya.
Kewajiban imam tentara adalah melaksanakan tugas pokok dari Dinas
Pembinaan Mental Angkatan Darat dari bagian rawatan rohani Islam untuk
merawat sekaligus meninggikan moral dan moril prajurit baik dimasa perang
maupun dimasa damai dengan media ajaran agama Islam, dan masalah
moril/semangat tempur yang tinggi dalam kehidupan militer adalah sangat
penting karena nilainya lebih berharga dari pada senjata.
Kemudian karena pada dasarnya Imam tentara adalah seorang anggota
militer, maka dengan sendirinya dia adalah seorang prajurit, jiwanya jiwa
prajurit, semangatnya semangat prajurit dan kehormatannya adalah kehormatan
prajurit, kemudian pada saat melaksanakan tugas dakwahnya disamping
berpedoman kepada Al Qur’an dan hadist. Ia harus berpedoman kepada doktrin
TNI yakni Sapta Marga, sumpah prajurit dan delapan wajib TNI, sikap tata cara
militer harus dikuasai, suka duka anggota tentara didalam dan diluar kedinasan
termasuk kehidupan rumah tangganya harus pula diketahui dengn kata lain
seorang imam tentara harus mengetahui faktor materil yang berpengaruh
kepada moril dari prajurit itu sendiri.
Di dalam melaksanakan tugas dakwahnya kepada prajurit, Imam tentara
melaksanakan pengajaran atau ceramah agama bertempat di mushalla atau
masjid di lingkungan militer, sedangkan pengumpulan anggota dilakukan melalui
hirarki komando atau saluran dinas dengan memilih waktu yang tepat, uraian
ceramah/pengajaran agama diberikan secara populer, mudah dipahami dan
sesuai dengan alam pikiran militer, bisa juga Imam tentara berdakwah dengan
media tulisan pada majalah atau brosur yang berisi anjuran untuk selalu beriman
dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Kemudian upaya terpenting dari pelaksanaan tugas Imam tentara adalah
berupaya tindakan langsung dari si Imam sendiri dengan mengunjungi para
anggota tentara dibarak-barak militer, diasrama prajurit, mengunjungi anggota
tentara yang sedang melaksanakan tugas TMMD = Tentara Manunggal
Membangun Desa, di daerah pedesaan yang terpencil serta mengunjungi para
prajurit yang sedang sakit di rumah sakit tentara.
Memelihara rohani tentara dalam peperangan
Perang adalah pertarunagn antara dua kepentingan yang bertentangan
dengan menggunakan kekuatan senjata dan tujuan utama dari sebuah perang
bukanlah pembunuhan dan penghancuran, tetapi adalah upaya yang dilakukan
untuk memaksa musuh supaya merubah pendiriannya, inilah pengertian dan
filsafat perang. Memelihara rohani tentara dalam peperangan adalah merupakan
tugas yang utama bagi Imam tentara, setelah mereka meyakini bahwa perang
itu dilakukan adalah demi untuk membela kesucian, kebenaran dan pri
kemanusiaan dan tentunya membela kedaulatan negara atau mempertahankan
keutuhan wilayah dari negara kesatuan republik Indonesia.
Dengan menghadapi kaum separatis yang ingin memisahkan diri, dan ini
harus dihadapi dengan operasi militer, karena setiap negara di dunia
membentuk angkatan bersenjata adalah untuk mempertahankan keutuhan
wilayah negaranya, jadi adalah benar jika disebutkan bahwa tentara adalah
penduduk yang secara profesional dididik, dilatih diorganisasi dan dipersenjatai
adalah untuk mempertahankan suatu daerah yang disebut wilayah nasional,
maka dapatlah kita pahami bahwa tentara/angkatan bersenjata tidak akan
memberikan toleransi terhadap daerah yang ingin melepaskan diri dari wilayah
suatu negara dan tindakan militer akan mereka lakukan demi untuk
menghentikan upaya pemisahan diri tersebut.
Imam tentara harus bertanggungjawab apabila ada anggota pasukan yang
mati fasiq atau murtad akibat tidak adanya pengertian pada saat melakukan
pertempuran tersebut. Karena itu pada saat pertempuran berkecamuk Imam
tentara diwajibkan untuk selalu memberikan bimbingan kepada semua anggota
pasukan, baik pasukan infenteri, kavaleri, artileri maupun kepada unit yang
sangat ditakuti oleh pihak musuh, yakni “sniper” atau satuan penembak jitu
yang merupakan para prajurit infanteri yang tembakannya selalu akurat di
dalam mengenai target sasaran.
Bimbingan diberikan supaya semua anggota pasukan tetap yakin akan
kebenaran perjuangannya, kebenaran perjuangan negaranya serta kebenaran
perjuangan menurut agamanya dengan memberikan motivasi kepada anggota
pasukan dengan memberikan bekal yang bersifat moral, moril dan iktiqad
seperti :
a. Yakinlah bahwa membela diri dan membela negara adalah wajib;
b. Yakinlah bahwa membunuh musuh negara adalah halal;
c. Yakinlah bahwa agama memerintahkan kepadamu untuk membela
kebenaran;
d. Ketahuilah bahwa mati itu adalah ketetapan Tuhan;
e. Ketahuilah bahwa hari qiamat adalah pasti;
f. Ketahuilah bahwa semua amal baik dan buruk akan di adili Allah pada hari
kiamat.
Kemudian bekal yang bersifat disiplin antara lain :
a. Jangan menyiksa musuh yang menjadi tawanan;
b. Jangan merampas harta musuh untuk kepentingan diri sendiri;
c. Jangan sampai lupa dan lalai dalam bertugas dalam pertempuran;
d. Seluruh anggota pasukan harus selalu dalam kondisi siap siaga;
e. Perkuat jiwa korsa atau rasa kebersamaan/kesetia kawanan yang tinggi bagi
seluruh prajurit;
Adapun tugas Imam tentara dalam peperangan adalah :
a. Memberikan saran-saran dan pertimbangan kepada komandan tentang hal-hal
yang berkaitan dengan masalah kerohanian/keagamaan;
b. Membantu menjaga semangat bertempur, memberikan semangat pembelaan
kepada tanah airu yang tinggi serta mencegah merosotnya moril prajurit
sehingga para prajurit akan bertempur dengan gagah berani dan tidak
mengenal menyerah untuk meraih kemenangan;
c. Memberikan keyakinan kepada seluruh pasukan tentang kewajibannya untuk
mempertahankan agama, negara dan bangsanya;
d. Mengunjungi dan menghibur kepada prajurit yang luka akibat pertempuran;
e. Memberikan petunjuk mendirikan shalat dalam keadaan bahaya dalam
pertempuran;
f. Membimbing prajurit yang hampir tewas untuk mengucapkan kalimat
syahadat;
g. Memimpin acara pemakaman bagi prajurit yang tewas dengan tata cara
ajaran islam.
Didalam peperangan para Imam tentara tidak hanya memelihara rohani
prajurit, akan tetapi mereka juga terlibat dalam pertempuran tersebut dengan
mempersenjatai diri mereka dari ancaman musuh, maka dalam ini mereka
mutlak memiliki mental baja, artinya hati mereka tidak merasa gentar
menghadapi desingan peluru, suara dentuman meriam, bom yang berjatuhan,
suara erangan prajurit yang terkena tembakan musuh dan lain-lain, penempatan
mereka dalam komando operasi disesuaikan dengan kebutuhan dari pasukan itu
sendiri. Karena itu mereka terampil dalam mempergunakan senjata, dengan
tidak melupakan tugas utama mereka yakni untuk selalu memberikan semangat
dan keimanan kepada prajurit agar kalau menang jangan sampai lupa daratan,
dan bila kalah atau dipukul mundur jangan sampai menjadi hancur lebur dan
melupakan Tuhan.
Para pembaca yang budiman demikianlah ruang lingkup dari tugas Imam
tentara selaku alim ulama dan juga penyuluh agama Islam dikalangan militer,
yang mana mereka melaksanakan tugas adalah menjadikan para prajurit TNI
Ankatan Darat selalu memiliki moral dan moril yang tinggi dalam melaksanakan
tugasnya sebagai bhayangkari negara dan yang paling utama adalah untuk
menjadikan seluruh warga TNI AD sebagai hamba Allah yang selalu bertaqwa
kepadanya, sebagaimana yang tertulis pada point ketiga dari sapta marga TNI
yakni “Kami kesatria Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
serta membela kejujuran, kebenaran dan keadilan”.
http://kalsel.kemenag.go.id/file/file/Jurnal/kfhq1384098860.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar